Makalah sosiologi olahraga dan pembentukkan karakter
MAKALAH
MATA KULIAH : SOSIOLOGI OLAHRAGA
DOSEN PENGAMPUH: Dzihan Khilmi Ayu Firdausi,
M.Pd.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
1.
GUSTI
RANDA
SEMESTER
: 1/B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
BANGKA BELITUNG
TAHUN
2014/2015
Sosiologi Olahraga dan Pembentukan Karakter
Sosiologi Olahraga
dan Pembentukan Karakter
1. Pengertian
Sosiologi Olahraga
Sosiologi olahraga
merupakan ilmu terapan, yaitu kajian sosiologis pada masalah keolahragaan.
Proses sosial dalam olahraga menghasilkan karakteristik perilaku dalam bersaing
dan kerjasama membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan
pranata yang sudah melembaga. Kelompok sosial dalam olahraga mempelajari adanya
tipe – tipe perilaku anggotannya dalam mencapai tujuan bersama, kelompok sosial
biasanya terwadahi dalam lembaga sosial, yaitu organisasi sosial dan pranata.
Beragam pranata yang ada ternyata terkait dengan fenomena olahraga.
2. Bidang
Kajian Sosiologi Olahraga
Bidang
kajian sosiologi olahraga sangat luas, mengingat hal itu para ahli berupaya
mencari batasan bidang kajian yang relevan misalnya:
a. Heizemann
menyatakan bagian dari teori sosiologi yang dimasukkan dalam ilmu olahraga
meliputi:
· Sistem
sosial yang bersangkutan dengan garis sosial dalam kehidupan bersama, seperti
kelompok olahraga, tim, dan klub olahraga lainnya.
· Masalah
figure sosial, seperti figure olahragawan, Pembina, yang berkaitan dengan usia,
pendidikan, dan pengalaman.
b. Plessner
dalam studi sosiologi olahraga menekankan pentingnya perhatian yang harus
diarahkan pada pengembangan olahraga dan kehidupan dalam industri modern dengan
mengkaji teori kompensasi.
c. G
Magname menguraikan tentang kedudukan olahraga dalam kehidupan sehari-hari,
masalah olahraga rekreasi, masalah juara, dan hubungan antara olahraga dengan
kebudayaan.
d. John
C.Phillips mengkaji tema yang berhubungan dengan olahraga dan kebudayaan,
pertumbuhan, dan rasional dalam olahraga.
e. Abdul
Kadir Ateng menawarkan pokok kajian sosiologi olahraga yang meliputi pranata
sosial, seperti sekolah, dan proses sosial seperti perkembangan status sosial
atau prestise dalam kelompok dan masyarakat.
Berikut ini
contoh-contoh sosiologi olahraga yang dinyatakan oleh Abdul Kadir Ateng:
· Pelepasan
emosi (dengan cara yang dapat diterima masyarakat).
· Pembentukan
pribadi (mengembangkan identitas diri)
· Kontrol
sosial (penyerasian dan kemampuan prediksi)
· Sosialisasi
(membangun perilaku dan nilai-nilai bersama yang sesuai)
· Perubahan
sosial (interaksi sosial, asimilasi dan mobilitas)
· Kesadaran
(pola tingkah laku yang benar)
· Keberhasilan
(cara pencapaian dengan turut aktif atau sebagai penikmat)
3. Peranan
Sosiologi Olahraga dalam Pembentukan Karakter
Berdasarkan
perjelasan diatas, sosiologi olahraga memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan karakter peserta didik. Melalui proses sosial yang terjadi di dalam
aktivitas olahraga, dapat menghasilkan suatu karakteristik baik itu berupa
prilaku bersaing atau bekerjasama yang dilandasi dengan karakter moral dan
karakter sosial.
Karakter
moral dalam olahraga dapat membangun kejujuran, keadilan dan tanggung jawab.
Aspek – aspek karakter moral ini dialami oleh semua pihak dalam aktivitas
sosial dalam olahraga. Seorang pelatih, atlet maupun wasit dalam menjalankan
tugasnya masing – masing harus berpedoman pada aspek – aspek tersebut karena
selain dapat membentuk karakter, juga merupakan modal untuk mencapai kesuksesan
dari tujuan olahraga. Dalam aktivitas sosial berolahraga, seorang atlet yang
jujur dan bertanggung jawab, akan melaksanakan latihan sesuai dengan yang
diperintahkan pelatihnya. Kebiasaan, penanaman kedisiplin dan keteladanan yang
diterima saat berolahraga akan terbawa pada bidang kehidupan yang lainnya.
Karena semua aspek – aspek tersebut sudah melekat di dalam diri dan sudah
merupakan karakter dari sebuah kepribadian.
Begitu pula dengan
karakter sosial. Kerjasama tim, loyalitas, ketekunan, pengorbanan diri, dan
etika kerja dalam berolahraga dapat membentuk kedisiplinan diri. Mereka yang
memiliki kedisiplinan tinggi, tentunya akan mendapat hasil yang diharapkan
Strategi Pembentukan Karakter dalam Olahraga
Masalah
olahraga bukan sekedar masalah menggerakkan badan atau mendapatkan kebugaran
dari aktivitas jasmani. Namun lebih luas lagi bahwa masalah olahraga memiliki
nilai – nilai moral didalamnya. Dalam upaya membentuk karakter peserta didik
harus memahami dan melaksanakan hal – hal berikut ini :
a. Keteladanan;
Memiliki Integritas Tinggi serta Memiliki Kompetensi: Pedagogik, kepribadian,
sosial, dan professional.
b. Pembiasaan
c. Penanaman
kedisiplinan
d. Menciptakan
suasana yang kondusif
e. Integrasi
dan internalisasi
f. Meletakkan
landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan
jasmani.
g. Membangun
landasan kepribadian yang kuat, sikap cintai damai, sikap sosial dan toleransi
dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
h. Menumbuhkan
kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar dalam pendidikan
jasmani.
i. Mengembangkan
keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahraga, serta memahami
alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.
j. Menumbuhkan
kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi orang lain melalui
pengamalan fair play dan sportivitas.
k. Menumbuhkan
self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran
terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.
l. Mengembangkan
keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi keselamatan diri sendiri dan
keselamatan orang lain.
m. Menumbuhkan
cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup sehat.
n. Menumbuhkan
kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam
aktivitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya.
o. Menumbuhkan
kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani
yang bersifat rekreatif.
C.
FUNGSI SOSIAL OLAHRAGA
q Nixon dan Stevenson 30 th yg lalu
mengembangkan kerangka pikir, dimana olahraga dipandang sebagai sebuah pranata
sosial yang mengandung potensi untuk menjalankan beberapa fungsi, yaitu :
1. Fungsi sosio emosional,
2. Fungsi sosialisasi,
3. Fungsi integratif,
4. Fungsi politik,
5. Fungsi mobilitas sosial,
yang kesemuanya memiliki makna fungsi instrumental
olahraga yg berpangkal pada partisipasi dalam kegiatan itu.
q Para ahli sosiologi berikutnya mengembangkan
kerangka pikir ini lebih jauh yang bertitik tolak dari partisipasi dalam
aktivitas jasmani dan olahraga dipandang sebagai sebuah pranata sosial yang
memiliki makna sosial, yaitu :
(1) makna instrumental;
(2) makna interaksi sosial;
(3) makna simbolik;
(4) makna ekpresif (pernyataan
diri),
yang digambarkan dlm gbr di bawah ini :
q Makna Fungsi Instrumen :
1. Fungsi sosio-emosional olahraga yang mencakup
pemenuhan kebutuhan individu u/ mempertahankan stabilitas sosio-psikologisnya,
meliputi 3 (tiga) mekanisme :
1) Mekanisme u/
mengelola ketegangan dan konflik pada individu melalui saluran katarsis dan
estetis.
2) Mekanisme pemberian
kesempatan u/ membangkitkan perasaan adanya komunitas dalam acara ritual
olahraga sebagai pengakuan untuk mempertahankan eksistensi budaya dan status
sosial.
3) Mekanisme pengeluaran
hormon kegembiraan (endhorphin), sehingga merasa riang penuh semangat, segar
dan bertenaga.
1. Fungsi sosialisasi olahraga tercermin dalam
kepercayaan bahwa olahraga merupakan agen penting untuk mengalihkan nilai-nilai
budaya kepada individu sehingga karakter kepribadiannya berkembang.
Mekanismenya meliputi :
2. Mekanisme adanya aspek pengukuh yang sejalan dengan
teori conditioning dari aliranbehaviorisme dimana olahraga
berkembang dan kaya akan nilai, tradisi, yang menyatu sebagai budaya yang
mempengaruhi prilaku olahragawan.
3. Mekanisme penokohan tokoh idola sebagai model umumnya
berlangsung melalui penyediaan tokoh konkret dari perilaku yg diharapkan
walaupun itu hanya bayangan semata.
3. Fungsi integrasi olahraga berarti melalui olahraga dpt
dicapai integrasi yang harmonis antara individu yang tadinya terpisah,
teralienasi, terbuang dari lingkungannya, serta proses identifikasi individu ke
dalam situasi kolektif akan tercapai. Mekanismenya adalah :
1) Mekanisme melalui
perasaan kental sebagai warga komunitas,
2) Mekanisme melalui
perasaan sebagai “orang dalam” dan “orang luar”
terjadi integrasi karena adanya kebulatan komitmen untuk mencapai tujuan
bersama.
TUJUAN SOSIOLOGI OLAHRAGA
Dalam SPORT IN
SOCIETY,issues, and Controversies (1986), Jay.J.Coakley mengemukakan pengertian
sosiologi olahraga sebagai sebuah subdisiplin dari sosiologi yang memfokuskan
studinya terhadap hubungan antara olahraga dan masyarakat.
Ada 2(dua) tujuan
besar dari sosilogi olahraga yaitu:
1. Organisasi sosial, perilaku kelompok, dan pola-pola
interaksi sosial.
2. Proses-proses sosial yang terjadi di dalam olahraga
seperti: sosialisasi, kompetensi, kooperasi, komplik, contoh dalam permainan
sepak bola.
Berdasarkan
prospektif sosiologi olahraga, dalam proses event Piala Dunia atau piala PSSI,
bisa terlihat korelasi dengan proses dan interaksi publik.Contohnya, di
Indonesia seperti dalam sepak bola: fenomena sporter dari aspek sosial budaya
(Bonek Suarabaya, dll).
Sepak bola dan politik, banyak
pengurusnya dari birokrat dan politisi, sampai pada perputaran ekonomi seperti
calo tiket, agen tiket, dan lain-lain.
Dimensi ruang dan
waktu untuk menonton kompetensi sejagat ini melibatkan ratusan juta bahkan
miliaran penghuni jagat ini bisa menikmati sajian adu keterampilan dan
kecerdasan bermain para pemain dari 32 kesebelasan dalam mengelolah dan
memainkan si kulit bundar.
Dari berbagai
kelempok, golongan dan latar belakang yang berbeda, semua bisa berkumpul dan
menyatu disebuah tempat, misalnya di pos kamling, warkop, dengan seperangkat
TV.
Selain itu sepak bola
juga menjadi fokus interaksi publik juga menghadirkan pihak-pihak tertentu yang
memamfaatkan setiap babak untuk bertarung atau berjudi.
Banyaknya orang
menonton sepak bola, melahirkan 2 asumsi:
1. Adanya luang(Leisur) kemampuan ekonomi yang bagus
seingga bisa menyediakan waktu hanya untuk menonton bola.
2. Menonton bola karena”tidak berdaya”, dengan keadaan,
hanya sebagai obat penenang.
Pakar Sosiologi
Olahraga Allen Gutman menggambarkan bahwa organisasi olahraga modern saat ini,
memiliki 7 karakteristik yang dominan:
1. olahraga tidak dikaitkan hal-hal yang bersifat
religius atau keagamaan.
2. olahraga bisa merupakan perrwujudan pemerataan sosial
masyarakat, sebab tidak ada lagi batasan-batasan yang biasa menghambat
partisipasi anggota masyarakat.
3. di era modern ini spesilisasi merupakan kunci
keberhasilan
4. terjadinya rasionaslisasi.
5. berakaitan dengan birokratisasi. Berkaitan dengan satu
sama lain.
6. dengan majunya teknologi informasi dan teknologi,
setiap cabang olahraga mencoba melakukan kuantifikasi terhadap jalannya
pertandingan
7. sebagai kesimpulan dari penelitian Guttman memberikan
gambaran bahwa olahraga bukan semata-mata aktivitas fisik.
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI OLAHRAGA:
Olahraga dan budaya budaya
manusia manusia
Olahraga dan etnis
Olahraga dan organisasi sosial
Olahraga dan institusi sosial:
pendidikan, pekerjaan, industri
Olahraga dan stratifikasi sosial
Olahraga dan politik
Olahraga dan jender
Olahraga dan keluarga
Komentar
Posting Komentar